Sorong, yang dikenal sebagai pintu gerbang menuju Raja Ampat, tidak hanya memikat dengan pesona laut birunya, tetapi juga dengan kekayaan kuliner yang sarat sejarah. Kuliner Sorong adalah hasil dari jalur perdagangan laut yang sejak lama menghubungkan Papua dengan wilayah lain di Nusantara, bahkan hingga ke luar negeri. Rempah, laut, dan ragam budaya berbaur dalam sebuah piring, menghadirkan cita rasa unik yang sulit ditemukan di tempat lain.
Dalam artikel ini, kita akan menyusuri bagaimana jalur perdagangan membentuk identitas kuliner Sorong, makanan apa saja yang lahir dari perpaduan budaya, serta di mana wisatawan bisa mencicipi hidangan otentik ini sambil menikmati kenyamanan menginap di M Hotel Sorong.
Sorong: Simpul Jalur Perdagangan dan Budaya
Sejak berabad-abad lalu, wilayah Papua Barat dikenal sebagai daerah penghasil hasil laut dan sagu. Namun, letak Sorong yang strategis di pesisir membuat kota ini menjadi jalur transit perdagangan antara pedagang dari Maluku, Sulawesi, hingga Jawa. Tidak hanya rempah-rempah yang singgah, tetapi juga tradisi kuliner, cara memasak, dan selera masyarakat dari berbagai daerah.
Dari perpaduan inilah lahir hidangan khas Sorong yang unik—perpaduan antara bahan lokal dan bumbu dari luar. Misalnya, teknik membakar ikan segar ala nelayan Papua dipadukan dengan rempah-rempah Maluku atau kuah santan dari Sulawesi.
Kuliner Hasil Jejak Rempah dan Laut
1. Papeda Kuah Kuning
Papeda adalah makanan pokok masyarakat Papua yang terbuat dari sagu. Namun, di Sorong, papeda biasanya disantap dengan ikan kuah kuning. Kuahnya berwarna cerah karena kunyit, dipadu dengan rempah seperti serai, daun jeruk, dan cabai. Resep ini diyakini dipengaruhi oleh pedagang Maluku yang membawa rempah-rempah ke Sorong.
2. Ikan Bakar Tehni Laut
Sorong dikenal dengan ikan segarnya. Nelayan setempat sering memanggang ikan dengan cara sederhana: hanya garam dan sedikit jeruk nipis. Namun, pengaruh luar membuat bumbu ikan bakar semakin kaya—dengan sambal rica ala Manado atau sambal dabu-dabu segar yang populer di kawasan timur Indonesia.
3. Sate Ulat Sagu
Meski terdengar ekstrem bagi sebagian orang, sate ulat sagu adalah kuliner ikonik Papua. Makanan ini mencerminkan bagaimana masyarakat Sorong tetap menjaga identitas kuliner lokal, meskipun banyak budaya luar masuk lewat perdagangan.
4. Kopi Papua dan Kudapan Sagu
Selain makanan berat, jalur perdagangan juga membawa kebiasaan minum kopi. Sorong kini memiliki banyak kedai kopi yang menyajikan kopi Arabika dari pegunungan Papua. Kopi ini kerap dinikmati bersama kudapan berbahan dasar sagu, seperti bagea atau kue sagu lempeng.
Wisata Kuliner di Sorong
Bagi wisatawan, menikmati kuliner Sorong adalah pengalaman yang wajib dicoba. Ada beberapa tempat populer, seperti:
- Pasar Tradisional Remu: pusat kuliner lokal di mana Anda bisa merasakan suasana pasar sekaligus mencicipi ikan segar dan makanan khas.
- Warung Ikan Bakar Tepi Pantai: tempat favorit wisatawan untuk makan malam sambil menikmati angin laut.
- Kafe Modern di Kota Sorong: menghadirkan kopi Papua dengan sentuhan kekinian, cocok untuk anak muda.
Akomodasi Nyaman: M Hotel Sorong
Setelah berkeliling kuliner, tentu Anda memerlukan akomodasi yang nyaman. M Hotel Sorong menjadi pilihan ideal bagi wisatawan yang ingin menjelajahi kota ini.
Mengapa M Hotel Sorong?
- Lokasi Strategis: terletak di pusat kota, dekat dengan bandara dan pelabuhan.
- Fasilitas Lengkap: kamar modern, restoran dengan hidangan lokal maupun internasional, ruang meeting, dan akses Wi-Fi cepat.
- Pengalaman Kuliner di Hotel: M Hotel Sorong juga menyediakan menu khas Papua yang bisa dinikmati tanpa harus keluar hotel.
Menginap di sini akan membuat perjalanan wisata kuliner Anda semakin praktis dan menyenangkan.
FAQ seputar Kuliner dan Pariwisata Sorong
1. Apa kuliner khas Sorong yang wajib dicoba wisatawan?
Papeda kuah kuning, ikan bakar segar, sate ulat sagu, serta kopi Papua adalah pilihan utama.
2. Di mana tempat terbaik menikmati kuliner laut di Sorong?
Wisatawan bisa mencoba warung ikan bakar tepi pantai atau restoran di sekitar pelabuhan yang menyajikan hasil laut segar.
3. Apakah kuliner Sorong dipengaruhi budaya luar?
Ya, jalur perdagangan membawa rempah dan tradisi kuliner dari Maluku, Sulawesi, hingga Jawa, yang kini melebur dengan bahan lokal.
4. Kapan waktu terbaik berkunjung ke Sorong untuk wisata kuliner?
Sepanjang tahun, karena ikan segar dan sagu selalu tersedia. Namun, bulan-bulan cerah (April–Oktober) lebih nyaman untuk wisata sekaligus kuliner.
5. Mengapa M Hotel Sorong direkomendasikan untuk wisatawan?
Karena lokasinya strategis, fasilitas lengkap, dan menawarkan pengalaman kuliner lokal dalam suasana modern.
Penutup
Kuliner Sorong bukan sekadar hidangan di atas meja, melainkan kisah perjalanan rempah dan laut yang menyatukan budaya. Dari papeda kuah kuning hingga kopi Papua, semuanya mencerminkan identitas kota pelabuhan yang terbuka pada pengaruh luar namun tetap menjaga keaslian.
Bagi Anda yang berencana mengunjungi Sorong, jangan hanya menjadikannya pintu masuk ke Raja Ampat. Luangkan waktu untuk menyelami kuliner lokalnya, dan nikmati pengalaman menginap yang nyaman di M Hotel Sorong—tempat ideal untuk beristirahat sekaligus merasakan cita rasa khas Papua.
Leave a Reply