Sorong, kota pesisir yang terletak di ujung barat Papua, bukan hanya dikenal sebagai pintu gerbang menuju Raja Ampat. Lebih dari itu, Sorong adalah kota yang hidup berkat laut. Di sinilah aktivitas menangkap dan mengolah ikan segar menjadi denyut ekonomi masyarakat, dan pasar-pasar tradisional menjadi ruang penuh dinamika, aroma laut, dan cerita kehidupan.
Salah satu pengalaman terbaik saat mengunjungi Sorong adalah menyusuri perjalanan ikan segar dari dermaga hingga ke dapur, menyaksikan sendiri bagaimana hasil laut segar langsung masuk ke pasar dan disulap menjadi hidangan lezat yang disantap oleh masyarakat dan wisatawan.
Subuh di TPI: Awal Segalanya Dimulai
Perjalanan dimulai di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPI Sorong. Sekitar pukul 04.30 WIT, langit masih gelap dan aroma garam laut menyambut siapa saja yang datang ke pelabuhan. Puluhan perahu motor mulai bersandar, membawa hasil tangkapan malam yang masih basah: ikan kakap, cakalang, tuna, kuwe, hingga gurita dan udang karang.
Suara pelelangan bersahut-sahutan. Para pedagang, ibu rumah tangga, hingga pemilik rumah makan berebut mendapatkan hasil terbaik. Di sini, harga bukan hanya soal tawar-menawar, tapi juga soal kecepatan, relasi, dan kejelian melihat kualitas ikan.
Pasar Remu: Detak Jantung Kuliner Lokal
Dari TPI, hasil tangkapan segar segera menuju Pasar Remu, pasar tradisional terbesar di Sorong. Di sinilah ikan-ikan itu ditata di atas meja kayu, dialasi daun pisang, dan dijajakan sejak pukul lima pagi. Pasar ini tidak hanya menjadi pusat ekonomi, tapi juga ruang sosial tempat berbagai etnis di Sorong bertemu: Papua, Bugis, Ambon, Jawa, dan Tionghoa.
Kamu bisa menyaksikan langsung:
- Ibu-ibu meracik bumbu rempah segar sambil memilih ikan terbaik.
- Pedagang yang membersihkan ikan sambil mengobrol dengan pelanggan tetap.
- Penjual sambal colo-colo, rica-rica, dan bumbu tempoyak di sudut pasar.
Aroma serai, kunyit, dan cabai segar berpadu dengan udara laut menciptakan atmosfer kuliner yang kuat dan otentik.
Dari Pasar ke Warung: Transformasi Rasa yang Menggoda
Ikan-ikan segar itu kemudian dibawa ke dapur rumah makan lokal. Salah satu menu favorit warga adalah ikan bakar bumbu merah, ikan kuah kuning, dan sup ikan kepala kakap. Dengan bumbu khas Papua dan teknik masak warisan nenek moyang, cita rasa yang dihasilkan benar-benar menggoda selera.
Warung sederhana di pinggir jalan, seperti Warung Ikan Bakar Bahari atau Warung Mama Ester, menyajikan ikan segar yang langsung dibakar di atas arang. Di beberapa tempat, kamu bahkan bisa memilih sendiri ikan dari ember plastik, dan menyaksikan proses memasaknya.
Menginap Strategis di M Hotel Sorong
Jika kamu ingin merasakan pengalaman pasar tradisional dan kuliner laut segar di Sorong, M Hotel Sorong adalah akomodasi terbaik untuk memulai hari. Terletak di pusat kota, hotel ini menawarkan kenyamanan modern dengan akses cepat ke pelabuhan, pasar, dan warung makan lokal.
Mengapa M Hotel Sorong menjadi pilihan tepat?
- Lokasi strategis: dekat TPI dan Pasar Remu
- Kamar bersih dan nyaman, cocok untuk wisatawan dan pebisnis
- Staf hotel ramah dan bersedia memberi info kuliner lokal
- Akses cepat ke warung-warung ikonik dan area kuliner kaki lima
Setelah menyusuri pasar dan menyantap ikan segar, kamu bisa kembali beristirahat dengan nyaman di hotel ini, menikmati suasana tenang kota Sorong.
FAQs – Menyusuri Jejak Ikan di Sorong
1. Kapan waktu terbaik mengunjungi TPI Sorong?
Sekitar pukul 04.30 hingga 07.00 pagi adalah waktu paling aktif. Kamu bisa melihat pelelangan dan interaksi langsung antara nelayan dan pedagang.
2. Apakah wisatawan boleh masuk ke area pelelangan ikan?
Boleh. Asalkan menjaga sopan santun dan tidak mengganggu aktivitas jual beli. Sebaiknya datang dengan pemandu lokal untuk pengalaman lebih dalam.
3. Adakah rumah makan yang menyajikan ikan segar langsung dari pelelangan?
Ya, banyak warung lokal seperti Warung Bahari, Warung Mama Ester, dan Ikan Bakar Ampera menyajikan ikan yang dibeli pagi hari langsung dari TPI.
4. Apakah M Hotel Sorong dekat dengan pusat kuliner ikan?
Sangat dekat. Hanya beberapa menit dengan kendaraan ke pelabuhan dan pasar, menjadikannya pilihan ideal untuk pecinta kuliner laut.
5. Bagaimana cara ke Pasar Remu dari M Hotel Sorong?
Kamu bisa naik ojek online atau becak motor lokal. Jaraknya sekitar 5–10 menit tergantung lalu lintas.
Penutup
Menjelajahi Sorong tak hanya soal wisata alam atau persinggahan ke Raja Ampat. Di balik kesederhanaan pasar dan pelabuhan, terdapat kisah tentang laut, tentang perjuangan nelayan, dan tentang rasa. Dari dermaga ke dapur, setiap langkah membawa kita lebih dekat pada kekayaan budaya kuliner Papua.
Dan untuk merasakan semua itu dengan nyaman, M Hotel Sorong siap menyambutmu sebagai rumah sementara di tanah timur.
🐟 Temukan kisah dalam setiap piring. Selamat datang di Sorong — kota laut, rasa, dan kehidupan.